BERITABerita Dunia

Benarkah Fenomena Supermoon Pengaruhi Perilaku Manusia?

Benarkah Fenomena Supermoon Pengaruhi Perilaku Manusia?

Benarkah Fenomena Supermoon Pengaruhi Perilaku Manusia?

REINHA.com – Fenomena supermoon langka saat ini terjadi di langit malam, bulan sedang berada dalam posisi terdekat dengan bumi sejak terakhir terjadi di tahun 1948 lalu. Selain menyajikan keindahan bulan yang berbeda dari biasanya, sejumlah ilmuwan percaya supermoon memiliki pengaruh terhadap perilaku manusia. Benarkah itu?

Di pertengahan November ini, langit dihiasi fenomena supermoon langka yang dinamakan Beaver Moon atau Frosty Moon. Beaver Moon terakhir terjadi pada tahun 1948 dan diperkirakan setelah ini baru akan terjadi lagi di November 2034. Supermoon ini dinamakan Beaver Moon atau Frosty Moon karena terjadi di musim dingin.

Supermoon memberikan banyak arti bagi para ilmuwan. Bagi astronom, supermoon hanyalah fenomena ilmiah bulan purnama yang sudah biasa terjadi. Meski Beaver Moon baru terjadi sejak 68 tahun lalu, selalu ada supermoon setidaknya satu kali dalam satu tahun.

Beberapa ilmuwan memandang fenomena supermoon dengan nada yang lebih dramatis. Ada yang menganggap kemunculan supermoon sebagai pertanda akan adanya bencana besar atau peringatan akan sesuatu yang penting yang akan segera terjadi.

Selain makna mistis dan tanda bahaya yang tidak berdasar, supermoon telah lama dilihat sebagai fenomena yang memiliki kemampuan untuk memicu reaksi emosional dan perilaku yang ekstrem.

Salah satu teori umum tentang hal ini adalah bahwa kandungan air dalam tubuh manusia mengalami pergerakan. Sama seperti tarikan gravitasi yang mengendalikan pasang air laut. Cairan dalam tubuh yang bergeser mempengaruhi keseimbangan pikiran dan dapat memicu emosi yang ekstrim.

Serangkaian studi terkait efek bulan purnama telah ditemukan korelasi statistik antara fase lunar dan kejadian-kejadian seperti kelahiran, kematian, bunuh diri, kekerasan dan masuknya pasien ke rumah sakit jiwa.

Menurut Dr Niall McCrae, dosen kesehatan mental dari King College London dan penulis buku ‘The Moon and Madness’, kita tidak seharusnya mengabaikan efek bulan begitu saja. Dr McCrae telah melakukan studi yang menunjukkan dampak cahaya bulan pada otak saat seseorang tertidur.

Penelitian lain yang dilakukan oleh ilmuwan asal Swiss juga menemukan bahwa rata-rata orang tidur selama 20 menit lebih sedikit ketika bulan purnama. Angka tersebut mungkin terdengar tidak berarti, namun untuk orang-orang dengan masalah kesehatan mental, ini dapat menjadi sesuatu yang memicu episode yang lebih signifikan dari tekanan psikologis. (telegraph/rsn-reinha)

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.