Pasar Barter Wulandoni Tetap Eksis, Philipus Riberu: Pemerintah Bertanggung Jawab Melestarikan Budaya Yang Telah Ada

Pasar Barter Wulandoni Tetap Eksis, Philipus Riberu: Pemerintah Bertanggung Jawab Melestarikan Budaya Yang Telah Ada

Pasar Barter Wulandoni Tetap Eksis, Philipus Riberu: Pemerintah Bertanggung Jawab Melestarikan Budaya Yang Telah Ada

Kepa Desa Wulandoni Philipus Riberu @reinha.com

REINHA.com – Pasar Barter Wulandoni, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, merupakan sebuah pasar tradisional yang diperkirkan berdiri sejak tahun 1800, dimana aktifitas jual beli dalam pasar tersebut dilakukan dengan cara menukar hasil bertani atau hasil berladang dengan hasil melaut.

Kepala Desa Wulandoni Philipus Riberu menjelaskan bahwa walaupun pasar tersebut berada di Desa Wulandoni namun pemilik dari pasar tersebut berasal dari Desa Lamalera dan Belobao.

Sebagai pemerintah, Philipus mengatakan bawah mereka bertanggung jawab untuk melestarikan budaya atau tradisi yang telah ada tersebut. Selain itu lanjut Philipus, Pasar Barter Wulandoni pada tahun 2020 keluar sebagai juara satu Lomba Inovasi Desa Tingkat Nasional yang diadakan oleh Kementerian Desa. Hal tersebutlah yang membuat Pasar Barter Wulandoni semakin dikenal masyarakat luas, kata Philipus.

Lebih lanjut lagi Philipus mengatakan bawah barang yang ditukar di Pasar Barter hanyalah kebutuhan makan dan minum masyarakat. Yang sering ditukarkan adalah daging ikan paus, jagung, pisang, padi dan sebagainya. Sebagai contoh satu piring daging ikan paus dapat ditukar dengan 12 buah pisang atau satu sisir pisang kata Philipus menjelaskan.

Berdasarkan tutur turun temurun, sejarah Pasar Barter Wulandoni dimulai ketika nelayan dari Desa Lamalera berburu ikan paus, ketika sedang berburu ikan paus, ikan paus yang ditikam lari dan terdampar di timur pulau Lembata dan di Alor. Ketika hendak pulang para nelayan tersebut mengalami kesulitan dikarenakan ombak laut pada saat itu sangatlah besar. Setelah berbulan-bulan, para nelayan tersebut terus berusaha untuk pulang dan ketika melewati pantai Wulandoni para nelayan tersebut melihat ada cahaya api. Para nelayan tersebut akhirnya singgah di pantai Wulandoni.

Ketika mereka menuju nyala api tersebut, para nelayan Lamalera bertemu dengan suku Wukak dari Belobao. Pada saat itu mereka sepakat akan kembali bertemu pada hari ke-7 untuk melakukan prewo atau pertemuan dari situlah terjadi tukar menukar.

Berdasarkan pantauan REINHA.com dilapangan, pada hari Sabtu, 11 Desember 2021 suasana di pasar barter cukup ramai, masayarakat desa yang hendak membarter barang-barang bawaannya sudah mulai berdatangan pada pukul 08.00 WITA.

Setelah pelaku Pasar Barter berkumpul petugas kemudian menarik pajak retribusi berupa barang. Pasar dimulai setelah petugas membunyikan pluit. Untuk diketahui pasar barter ini sempat ditutup saat pandemi virus covid merajalela dan pada saat ini kembali dibuka dimana peserta wajib menaati protokol kesehatan yang telah disepakati.

# Pasar Barter Wulandoni Tetap Eksis, Philipus Riberu: Pemerintah Bertanggung Jawab Melestarikan Budaya Yang Telah Ada

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.