Prosesi “Soga Bapa Deo Lodo” Lewolere Sudah Berlangsung Sejak Awal Abad Ke-20
REINHA.com – Umat Katolik di Kelurahan Lewolere, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, memiliki sebuah warisan tradisi relegius yang sampai saat ini masih dipertahankan. Tradisi tersebut adalah “Soga Bapa Deo Lodo”.
Tradisi “Soga Bapa Deo Lodo” diperkirakan sudah berlangsung sejak akhir abad ke-19 atau permulaan abad ke-20. Tradisi ini diselenggarakan setiap tahun, tepatnya pada hari Kamis Putih (Soga Bapa Deo Lodo) dan berakhir pada Minggu Paskah (Soga Bapa Deo Gere).
“Soga Bapa Deo Lodo” secara harafia berarti mengangkat Tuhan Allah keluar/turun. Hal ini dimaksudkan bahwa Tuhan Allah yang selama ini ditaktahkan dalam tempatnya yang kudus yaitu di Kapela akan diarak keluar mengelilingi Lewo (Kampung) untuk mengamati dan melihat suka duka kehidupan umatnya, patung kemudian ditaktakan pada tempat tertentu untuk dijaga, dihormati dan disembah oleh umat secara kelompok atau perorangan dengan ujud-ujud tertentu.
Pada hari Kamis Putih suku-suku Mardomu yang bertugas, dibawah pimpinan ketua Mardomu bersama Perpetu atau Pelayan Kapela mulai melakukan persiapan dengan pembersihan Kapela dan menancapkan tiang-tiang atau turo mengelilingi Kapela untuk dipasang lilin. Perpetu dengan tugas yang telah diketahuinya membersihkan patung dengan aturan yang telah diwariskan pendahulunya.
Prosesi Soga Bapa Deo Lodo dilakukan dengan upacara tertentu dipandu seorang pemimpin ibadah dengan doa dan nyanyian. Seseorang atau kelompok mardomu yang mempunyai ujud tertentu diperkenankan menempatkan patung Maria pada bagian dadanya dan dengan berkerudungkan kain hitam, Ia berjalan didepan dan diikuti oleh umat yang lainnya.
Perlu diketahui, lilin yang dipasang didepan Bapa Deo tidak boleh padam sampai acara penutupan. Oleh karena itu lilin yang dipasang didepan Bapa Deo dibuat atau dibeli sedemikian rupa agar bertahan lama dan jika lilin akan habis langsung diganti dengan lilin yang baru.
Berikut kelompok Mardomu untuk upacara “Soga Bapa Deo Lodo”.
Kelompok 1 : Lamakera, Lewai, Tukan dan Lama Odjan
Kelompok 2 : Lama Kleden, Le Hadjon, Betan dan Kromen
Kelompok 3 : Le Werang, Le Niron, Balela, dan Lama Klenden B
Kelompok 4 : Assan dan Lamahala.
Di tahun 2023 ini, posisi Mardomu dipegang oleh Kelompok 1 yaitu suku Lamakera, Lewai, Tukan dan Lama Odjan.
# Prosesi “Soga Bapa Deo Lodo” Lewolere Sudah Berlangsung Sejak Awal Abad Ke-20
Leave a Comment