BERITABerita Nasional

‎Puisi “Di Kolong Meja” Setya Novanto, Bikin Hakim Kerutkan Dahi

‎Puisi “Di Kolong Meja” Setya Novanto, Bikin Hakim Kerutkan Dahi

‎Puisi "Di Kolong Meja" Setya Novanto, Bikin Hakim Kerutkan Dahi
Setya Novanto saat bacakan puisi “Di Kolong Meja”

REINHA.com – Di akhir pembacaan nota pembelaan atau pledoinya, Jumat (13/4/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta, terdakwa kasus korupsi pengadaan kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP) Setya Novanto meminta izin pada majelis hakim untuk membacakan puisi.

“Saya mau baca puisi, mohon diizinkan saya baca puisi yang mulia. Satu menit saja, puisi untuk Pak SN (Setya Novanto) dari Linda Djalil,” ucap Setya Novanto.

(Baca juga: Hormati Pencapresan Prabowo, Jokowi Mengaku Belum Menyiapkan Strategi Untuk Pilpres 2019)

Ketua Majelis Hakim Yanto yang mempersilakan Novanto membaca puisi dengan serius ikut memperhatikan. Yanto sempat mengerutkan dahi dan tertegun di sela-sela Novanto membacakan puisi buatan Linda Djalil tersebut.

Di Kolong Meja

Di kolong meja ada debu yang belum tersapu karena pembantu sering pura-pura tak tahu.

Di kolong meja ada biangnya debu yang memang sengaja tak disapu.

Bersembunyi berlama-lama karena takut dakwaan seru melintas membebani bahu.

Di kolong meja tersimpan cerita seorang anak manusia menggapai hidup, gigih dari hari ke hari meraih ilmu dalam keterbatasan.

Untuk cita-cita kelak yang bukan semu tanpa lelah dan malu bersama debu menghirup udara kelabu.

Di kolong meja muncul cerita sukses anak manusia, yang semula bersahaja akhirnya bisa diikuti siapa saja karena cerdas caranya bekerja.

Di kolong meja ada lantai yang mulus tanpa cela, ada pula yang terjal bergelombang siap menganga menghadang segala cita-cita.

Apabila ada kesalahan membahana, kolong meja siap membelah, menerkam tanpa bertanya bahwa sesungguhnya ada berbagai sosok yang sepatutnya jadi sasaran.

Di kolong meja ada pecundang yang bersembunyi sembari cuci tangan, cuci kaki, cuci muka, cuci warisan kesalahan.

Apakah mereka akan senantiasa di sana, dengan mental banci, berlumur keringat ketakutan dan sesekali terbahak melihat teman sebagai korban menjadi tontonan?

Jakarta 5 April 2018

# ‎Puisi “Di Kolong Meja” Setya Novanto, Bikin Hakim Kerutkan Dahi (jmw-reinha)

Leave a ReplyCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.