Yerusalem Dijadikan Ibu Kota Israel, Erdogan Telpon Putin Dan Paus

REINHA.com – Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah menerima kutukan secara global. Hamas telah meminta intifadah melawan Israel pada hari Kamis, dimana sekolah dan toko di tutup di Tepi Barat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat dalam sebuah panggilan telepon bahwa keputusan Trump tentang Yerusalem akan berdampak negatif terhadap perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut dan sepakat bahwa eskalasi ketegangan di Timur Tengah tidak dapat ditolerir.
Putin dan Erdogan menggarisbawahi bahwa upaya difokuskan untuk “kompromi” mengenai status Yerusalem, menurut laporan.
(Baca juga: Jadikan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel, Gereja Peringatkan Trump)
Selain berbicara dengan Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Paus Fransiskus juga dilaporkan telah sepakat dalam sebuah panggilan telepon bahwa upaya untuk mengubah status Yerusalem harus dihindari, menurut Reuters, mengutip sumber kantor berita Erdogan. Kedua pemimpin tersebut dilaporkan menekankan kesucian kota tersebut kepada orang Yahudi, Kristen dan Muslim.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mendukung seruan kelompok Hamas untuk melancarkan pemberontakan baru melawan Israel. Nasrallah menyerukan persatuan dan dukungan untuk intifada baru, dengan mengatakan bahwa “kita menghadapi agresi Amerika yang terang-terangan”.
(Lihat Video: Demo Tolak Pengakuan Trump Di Tepi Barat – Yerusalem)
Pasukan Pertahanan Israel mengatakan bahwa dua roket yang diluncurkan ke Israel dari Jalur Gaza tidak menyeberang ke wilayah Israel.
Kanselir Angela Merkel ketika ditanyai mengenai pengakuan Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dia mengulangi komentarnya pada hari Rabu dengan mengatakan bahwa Jerman tidak mendukung keputusan Trump.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengkritik keputusan Trump sebagai “kejahatan yang tidak dapat diterima” dan memuji negara-negara yang telah mencela tindakan tersebut.
“Untungnya, ada respon positif dari semua negara di dunia, mulai dari Eropa dan Afrika dan negara-negara yang dekat dengan Amerika yang tidak mendukung AS,” kata Abbas, dalam sebuah pertemuan dengan raja Yordania pada hari Kamis, laporan AP .
“Semua ini adalah pesan kepada Trump bahwa apa yang dia lakukan adalah kejahatan yang tidak dapat diterima,” katanya, menambahkan bahwa Palestina menggalang dukungan Arab sebelum mereka memberikan tanggapan formal.
# Yerusalem Dijadikan Ibu Kota Israel, Erdogan Telpon Putin Dan Paus (jmw-reinha)