Defisit BPJS, Ada Tiga Aspek Yang Harus Diperhatikan
Defisit BPJS, Ada Tiga Aspek Yang Harus Diperhatikan
REINHA.com – Ada tiga aspek yang harus diperhatikan untuk menangani difisit yang terjadi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Ketiga aspek tersebut adalah tarif, manfaat dan kemampuan BPJS menggumpulkan iuran.
“Untuk menangani permasalahan defisit yang dialami Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, kita harus melihat secara keseluruhan dari tiga aspek. Pertama tarif, kedua manfaat, ketiga kemampuan BPJS mengumpulkan iuran” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui akun media sosial miliknya.
(Baca juga: Presiden Jokowi Perintahkan Menkopolhukam Dan Kapolri Untuk Menyelesaikan Masalah Intoleran Di Tanah Air)
Aspek yang pertama perlu dibenahi adalah masalah tarif. Masalah tarif berkaitan dengan kegotongroyongan seluruh peserta BPJS Kesehatan. Artinya yang mampu membayar lebih, yang agak sedikit mampu membayar agak kurang, yang tidak mampu dibayar pemerintah. Saat ini Pemerintah membayar lebih dari 96 Juta untuk yang pusat dan di daerah lebih dari 38 juta. Yang tidak mampu dibayar pemerintah, yang mampu membayar dengan sistem kegotong royongan.
Aspek kedua adalah aspek manfaat dimana harus ada definisi pelayanan dasar sehingga iuran dapat terukur dan sepadan dengan manfaat. Hal ini yang harus Menteri Kesehatan dan BPJS rumuskan bersama karena Undang-Undang mengenai BPJS yang menyebutkan pelayanan kesehatan dasar itu yang harusnya didefinisikan. Karena kalau pelayanannya tidak terbatas, mau dibuat iuran sebesar apapun tidak akan mencukupi.
Aspek ketiga adalah kemampuan BPJS untuk mengumpulkan atau mendapatkan iuran secara tepat. BPJS harus memastikan para peserta tidak hanya membayar saat sakit, namun berkelanjutan dan tertib membayar.
# Defisit BPJS, Ada Tiga Aspek Yang Harus Diperhatikan