Menlu Iran Sebut Arab Saudi Biayai Perang Di Yaman
Menlu Iran Sebut Arab Saudi Biayai Perang Di Yaman
REINHA.com – Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan bahwa sementara Iran terlibat dalam perundingan yang berhasil dalam proses perdamaian Suriah, Arab Saudi malah membuat provokasi krisis regional baru dengan menyulut terorisme dan membiayai perang di Yaman.
Zarif memposting pernyataan di akun Twitter pada hari Minggu, 19 November 2017, bahwa Arab Saudi yang menuduh destabilisasi Teheran hanya dapat digambarkan sebagai ‘ironis’. Karena Iran terlibat dalam perundingan dalam proses perdamaian Suriah.
Zarif juga menulis bahwa Riyadh menyulut terorisme, membiayai perang di Yaman, memblokade Qatar dan krisis di Lebanon.
Menteri Iran tersebut memposting pernyataannya menyusul sebuah babak baru perundingan dengan rekan-rekannya dari Rusia dan Turki, Sergey Lavrov dan Mevlut Cavusoglu. Ketiga diplomat senior tersebut bertemu di Antalya, Turki pada hari Minggu, untuk berkonsultasi mengenai konflik di Suriah.
Menjelang pertemuan puncak tiga pemimpin negara di Sochi pekan depan, para menteri luar negeri mengkoordinasikan rekomendasi tentang bagaimana melanjutkan dialog dengan Suriah, yang membuka jalan bagi solusi damai di negara yang dilanda perang tersebut.
(Baca juga: PM Lebanon Bantah Dirinya Menjadi Tahanan Arab Saudi)
“Pekerjaan kami telah produktif, dan kami telah menyetujui semua masalah utama” ucap Sergey Lavrov mengatakan pada hari Minggu. Pejabat tersebut mengakui de-eskalasi kekerasan di Suriah, yang memungkinkan penyelesaian politik.
“Ankara, Moskow dan Teheran bertujuan untuk membangun kembali kepercayaan di antara orang-orang Suriah” sehingga isu-isu di negara ini dapat dipecahkan melalui dialog menyeluruh untuk menemukan dan mencapai kompromi demi kepentingan Suriah yang bersatu dan kuat” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
“Upaya gabungan mitra internasional dalam proses perdamaian Astana disebut telah menciptakan kondisi untuk perundingan antar-Suriah di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa” tambahnya.
Ketiga negara tersebut bertindak sebagai penjamin dari empat zona de-eskalasi di Suriah, yang awalnya diusulkan oleh Moskow dan disepakati dalam pembicaraan di ibukota Kazakhstan, Astana, awal tahun ini.
Ditujukan untuk memisahkan kelompok teroris seperti ISIS dan bekas Front Al-Nusra dari apa yang disebut formasi oposisi moderat. Kesepakatan tersebut telah disetujui oleh pemerintah Suriah.
Pasukan Rusia, Iran dan Turki memantau situasi di zona yang ditentukan untuk menghindari bentrokan antara faksi-faksi yang berperang, sementara dilakukan upaya untuk memperbaiki akses bantuan warga sipil yang tinggal di daerah tersebut.
# Menlu Iran Sebut Arab Saudi Biayai Perang Di Yaman (rsn-reinha)