BERITABerita NasionalBUDAYA

Menelisik Program KMA di Flores Timur

Menelisik Program KMA di Flores Timur

Direktur KMA, Sjamsul Hadi, SH, MM

REINHA.com – Kekayaan kebudayaan Flores Timur yang masih lestari hingga saat ini mendapat atensi besar dari Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA). Tak tanggung-tanggung, pada tahun 2023 ini, Direktur KMA, Sjamsul Hadi, SH, MM telah dua kali melakukan kunjungan ke Kabupaten Flores Timur. Dalam perencanaannya, pada awal Desember ini ia akan kembali melakukan kunjungan untuk menemui Sekda dan pimpinan OPD terkait.

Pada pertengahan Juni 2023,  pria bersahaja ini menghadiri festival benih leluhur di Desa Pajinian Kecamatan Adonara Barat. Kegiatan ini diselenggarakan Yayasan Pendidikan Sosial dan Ekonomi Larantuka yang didukung penuh KMA. Tujuan kegiatan ini adalah memperkenalkan dan mengingatkan generasi muda agar terus membudidayakan dan mengembangkan benih pangan leluhur yang terbukti bertahan memberikan hasil hingga saat ini.  Kegiatan lain yang diikutinya secara langsung adalah pelaksanaan ritus hode nuke  yang diselanggarakan masyarakat adat Lamatou di Desa Painapang Kecamatan Lewolema awal Agustus silam.

(Baca juga: Silvester Petara Hurit Ingatkan Kejayaan Pangan Lokal Di Festival Genang Era Leworook)

Untuk komunitas masyarakat adat Lamatou yang masih mempertahankan kepercayaan Rera Wulan Tana Ekan, pria rendah hati ini memberikan bantuan untuk pengembangan organisasinya. Organisasi penghayat kepercayaan Rera Wulan Tanah Ekan di Lamatou telah teregistrasi di Direktorat Jendral Kebudayaan – Kemendikbudristek RI. KMA juga mengundang perwakilan komunitas adat Painapang dalam acara uji publik rancangan Peraturan Presiden tentang Percepatan Pemenuhan Hak Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat.

Selain dua kegiatan yang dihadirinya langsung, Direktorat KMA juga menggelar kegiatan Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) di Desa Lewograran Kecamatan Solor Selatan. Kegiatan ini menghimpun orang muda yang tersebar diberbagai komunitas adat untuk menemukenali objek pemajuan kebudayaan di Flores Timur.  Komunitas orang muda ini kemudian dikenal dengan sebutan pandu budaya.

Tidak hanya itu, untuk mengekspresikan kegiatan temu kenali, KMA memfasilitasi penyelenggaraan festival Genang Era yang berlangsung di Leworok Desa Leraboleng Kecamatan Titehena pertengahan November lalu. Kegiatan ini menampilkan berbagai atraksi objek pemajuan kebudayaan seperti tarian, permainan tradisional, karnaval pangan, bincang budaya, nyanyian, lomba cerita rakyat, tur budaya, pameran pangan lokal dan teknologi tradisional hingga atraksi panen madu.

(Baca juga: Selain Beri Apresiasi, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi Singgung Soal Atap “Korke” Yang Terbuat Dari Seng)

Sebelumnya, pada tahun 2001 KMA menggelar  dialog budaya melalui permainan tradisional di Adonara dalam rangka trauma healing bagi anak-anak korban bencana banjir bandang. Pada tahun 2022, Direktur KMA juga hadir dalam kegiatan budaya pelaksanaan ritus ahik koke di Desa Bantala dan disela-sela kegiatan itu menggelar dialog budaya di Larantuka. Selain itu, ia juga bersama dengan Direktur Jendral Kebudayaan, Hilmar Farid, P.HD melakukan kunjungan dan berdialog dengan masyarakat adat Lewokluok, Mudakeputu, Simpa Sio Institute Larantuka dan Helanlangowuyo di Adonara. Ditahun yang sama, KMA juga mensupport penyelenggaraan workshop kuliner berbahan pangan lokal di Desa Bantala Kecamatan Lewolema. Terakhir di November, beliau mendukung pembuatan film dokumenter terkait kekayaan nyanyian etnik Lamaholot Flores Timur.

Atas perhatian yang besar ini, budayawan Flores Timur, Silvester Petara Hurit menyampaikan apresiasi sekaligus mengharapkan dukungan semua pihak untuk memajukan kebudayaan Flores Timur.

“Pak Sjamsul yang bukan orang Flores saja begitu peduli apalagi kita orang Flores Timur. Urus budaya itu sama dengan urus Lewotana kita sendiri”.

Lanjutnya, “pembangunan kebudayaan adalah  pembangunan itu sendiri. Karena ia berkaitan dengan manusia dan segala keutamaannya serta berhubungan dengan perkembangan pengetahuan, kerohanian dan cita rasa artistik (estetik) masyarakat”.

“Semua kita baik pemerintah, legislatif, insan pendidikan, komunitas kreatif, orang muda, seniman, budayawan  bergotong-royong dalam kerja-kerja pemajuan kebudayaan. Dan itu harus diwujudkan melalui komitmen  anggaran, dukungan regulasi, perencanaan SDM, pembentukan kelembagaan kebudayaan, penciptaan sistem, program strategis serta kerja-kerja konkret/nyata. Ini  mesti diseriusi jika kita ingin generasi masa depan kita memiliki integritas, kekayaan batin, kreatif dan produktif” harapnya.

# Menelisik Program KMA di Flores Timur

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.