BERITABerita Dunia

ISIS Kembali Melakukan Eksekusi Brutal Kepada Tawanan Perang

ISIS Kembali Melakukan Eksekusi Brutal Kepada Tawanan Perang

ISIS Kembali Melakukan Eksekusi Brutal Kepada Tawanan Perang
Hajar al-Aswad, selatan Damaskus – Ammar Safarjalani/Global Look Pers

REINHA.com – Negara Islam (IS atau ISIS), telah menempatkan seorang tawanan Suriah dengan mengikat bom di kepalanya dan melemparkannya dari sebuah gedung, dimana gambar ini diposting di saluran propaganda kelompok teroris tersebut.

Para ekstemis terlihat memasang helm yang diisi dengan bahan peledak di kepala seorang tentara Angkatan Darat Suriah yang ditangkap. Tahanan perang tersebut terikat erat dengan dengan tali di papan kayu panjang yang membuat dirinya tetap tegak.

Pria tersebut kemudian dijatuhkan dari ketinggian. Bom yang diikatkan di kepalanya dilengkapi dengan detonator, dimana bom akan meledak saat menyentuh tanah. Insiden brutal ini diyakini terjadi di kamp Yarmouk, bekas kamp pengungsi Palestina yang terletak di sebelah selatan ibu kota Suriah, Damaskus. Daerah tersebut menjadi benteng terakhir ISIS di dekat ibu kota Suriah.

(Baca juga: Putra Mahkota Saudi: Palestina Harus Mengambil Proposal Perdamaian Atau Tutup Mulut)

Eksekusi terjadi saat Tentara Suriah bersama Angkatan Udara Rusia, melanjutkan serangnya terhadap para ekstremis. Pasukan suriah melancarkan serangan besar-besaran terhadap para teroris yang bercokol di Yarmouk, menggunakan tank dan artileri. Sekitar 2.000 jihadis, yang telah dikepung di daerah itu, bertahan dan melakukan perlawanan sengit.

Sementara itu, media barat dan pejabat masih terus menyalahkan pemerintah Suriah atas situasi di negara yang dilanda perang, bahkan dengan latar belakang kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh ekstrimis.

Rencana AS untuk Suriah yang baru-baru ini diumumkan, dinyatakan sebagai dorongan terakhir terhadap Negara Islam, tampaknya masih lebih difokuskan untuk membatasi pengaruh pemerintah Suriah daripada memerangi teroris.

AS akan memastikan ada “jejak yang kuat dan abadi” di Suriah sehingga Negara Islam tidak dapat kembali dan populasi yang dibebaskan “tidak dieksploitasi oleh rezim Assad atau pendukung Irannya,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert, mengumumkan strategi AS .

AS juga akan bekerja dengan Turki, Israel, Yordania, Irak dan Libanon untuk “mengamankan perbatasan mereka” dari Negara Islam, tambahnya. Pekan lalu, Dewan Perwakilan AS juga mengeluarkan pengumuman “Tidak Ada Bantuan untuk Assad Act,” yang digunakan untuk pemulihan, rekonstruksi dan stabilisasi di Suriah.

Bantuan akan diluncurkan jika Suriah memenuhi kriteria Washington sebagai negara “demokrasi” atau “dalam wilayah Suriah tidak dikontrol oleh pemerintah yang dipimpin oleh Bashar al-Assad atau pasukan terkait.”

# ISIS Kembali Melakukan Eksekusi Brutal Kepada Tawanan Perang

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.