BERITABerita Nasional

Rayakan Idul Fitri Di Lamahala, Anton Hadjon: Rekka Lamak, Budaya Yang Kian Memudar Di Flores Timur

Rayakan Idul Fitri Di Lamahala, Anton Hadjon: Rekka Lamak, Budaya Yang Kian Memudar Di Flores Timur

Bupati Flores Timur saat menghadiri Festival Rekka Lamak di Lamahala

REINHA.com – Bupati Flores Timur, Anton Gege Hadjon (AGH) menghadiri Festival Rekka Lamak Purin Lewo di Lamahala, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur pada hari Rabu, 5 Juni 2019.

Acara Rekka Lamak yang diselenggarakan tiap perayaan Idul Fitri ini, sudah berlangsung sejak lama. Rekka Lamak sendiri diartikan memakan makanan secara bersama-sama.

(Video: Bupati Flores Timur Hadiri Festiva “Rekka Lamak Purin Lewo” 2019 Di Lamahala)

Makanan yang dimakan tersebut dihidangkan oleh para wanita, baik yang sudah menikah atau pun yang belum menikah, kepada suami atau orang tua dari wanita tersebut.

Dalam acara ini juga dipertontonkan seni bela diri “silat kampung” khas Lamahala dan tarian Ina Mo Hai Ata Kiri.

(Video: Silat Lamahala Di Festival Rekka Lamak Purin Lewo 2019)

Bupati Flores Timur, Anton Gege Hadjon dalam sambutannya mengungkap keinginannya untuk menghadiri Festival Rekka Lamak secara diam-diam, hal itu dikarenakan AGH tidak ingin merepotkan masyarakat Lamahala.

Kehadiran AGH di Festival tersebut juga sebagai sebuah dukungan kepada masyarakat Lamahala yang masih mepertahankan budaya Rekka Lamak yang kian pudar di Flores Timur.

“Saya melihat ada sesuatu yang baik, yang mau dikembangkan kembali di Lamahala, dikembangkan kembali oleh generasi penerus Lamahala, generasi penerus Flores Timur” kata AGH.

Lebih lanjut lagi AGH mengatakan momentum lebaran adalah momentum yang tepat untuk melaksanakan makan bersama atau dalam bahasa lamaholot disebut “Rekka Lamak” tersebut.

(Video: Para Wanita Lamahala Membagikan Makanan Di Festival Rekka Lamak)

AGH mengatakan bahwa acara Rekka Lamak sendiri dulunya sering sekali ditemukan, namun kini sudah mulai menghilang. Sebagai contoh AGH menceritakan masa kecilnya di Waibalun yang masih menikmati Rekka Lamak.

“Rekka Lamak diberikan kepada nelayan Waibalun yang berhasil menangkap hiu” ungkap AGH.

Dalam sambutannya juga Bupati Flores Timur menceritakan soal dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) tingkat Provinsi NTT di Flores Timur.

“Itu merupakan MTQ tingkat Provinsi yang pertama di Flores Timur dan yang pertama sebuah MTQ besar dilaksanakan di kota Reinha Larantuka” kata AGH.

Lebih lanjut lagi AGH mengatakan dirinya sebagai masyarakat Flores Timur sekaligus sebagai Bupati Flores Timur punya kewajiban dan harus melaksanakan bagaimana hidup toleransi di Flores Timur, bagaimana menjaga Flores Timur dalam keberagaman suku dan agama.

Momentum Rekka Lamak adalah sebuah momentum untuk berkumpul bersama dan saling memaafkan. Rekka lamak dilaksanakan karena ada nilai-nilai baik dari Rekka Lamak, dan pemerintah mendukung budaya-budaya positif di masyarakat, kata AGH.

Pada kesempatan itu juga AGH secara pribadi meminta maaf kepada masyarakat Lamahala dan Flores Timur jika dalam perjalanan kepemimpinannya pernah melakukan kesalahan.

Turut hadir dalam festival tersebut perwakilan dari Dinas Pariwisata Provinsi NTT. Kehadiran Dinas Pariwisata NTT tersebut untuk mendukung Rekka lamak dalam bingkai positif untuk membangun Lamahala Flores Timur.

# Rayakan Idul Fitri Di Lamahala, Anton Hadjon: Rekka Lamak, Budaya Yang Kian Memudar Di Flores Timur

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.